Rahmad Darmawan tidak ingin meremehkan semua lawan meski bermain di stadion Kanjuruhan.
Tergabung ke delam Grub C, Arema ISL harus berjibaku melawan beberapa lawan berat yang peringkatnya di Indonesia Super Liga musim lalu ada diatasnya. Karena itu, Rahmad Darmawan menganggap IIC adalah sarana yang pas buat membentuk karakter tim. Pembentukan itu juga dibarengi misi ganda untuk melihat kekuatan calon lawannya.
Tidak ingin meremehkan meski bermain sebagai tuan rumah adalah hal yang akan dilakukan oleh RD. Lagi-lagi RD bercerita jika permainan Arema di Trofeo Persija tidak akan diulanginya lagi. Ketika itu menurut RD, para pemain sebenarnya sudah menerjemahkan intruksinya untuk menyerang frontal, namun efeknya para pemain yang belum kompak malah terlihat banyak bermain sendiri-sendiri dan tergesa-gesa dalam menyerang.
"Kemarin [Trofeo Persija] kami bermain terbuka dan menyerang, padahal kekuatan lawan belum diketahui secara pasti. Di IIC besok, kami mungkin akan banyak menahan bola dan tujuan utama kami selain menang memang pembentukan karakter permainan Arema," ungkap RD usai memimpin anak buahnya latihan di lapangan futsal Sudimoro Malang.
Selanjutnya RD menyatakan seluruh tim di grup C adalah lawan berat yang harus dihadapi oleh timnnya. Karena hanya juara grup yang lolos ke semifinal, maka RD akan fokus dari lawan satu ke lawan yang lain. Istilahnya singkatnya, RD tidak akan memprioritaskan salah satu tim yang dianggap sebagai lawan berat.
"Saya masih belum paham benar kekuatan lawan nanti, karena itu saya tidak akan berspekulasi untuk menilai tim ini ringan atau berat. Buat saya semua penghuni grup C adalah lawan yang kuat," urai RD.
Untuk tim yang dihadapinya di pertandingan pertama, RD mengetahui jika Persela baru saja membentuk tim. Mereka juga punya pemain baru. Namun bukan berarti remeh, karena masih banyak pilar musim lalu yang bertahan di klub berjuluk Laskar Joko Tingkir ini.
"Gustavo Lopes, Mario Costas, Ikyun Oh, dan Roman Golian masih bertahan disana. Pilar asing itu kerangka utama dari kepaduan permainan Persela. Saya mewaspadai mereka semua," tutur mantan pelatih Sriwijaya dan Persipura.
Untuk Persipura dan Persiwa, RD mengatakan jika dua tim Papua itu punya kengototan khas Papua yang tidak mudah terpengaruh intimidasi suporter lawan meski bermain di kandang Arema.
"Saya pernah menangani Persipura, dan skuat mereka ternyata tidak berbeda jauh sehingga mereka sangat kompak dalam bermain sebab sudah berkumpul lama. Selain itu, hasil pertandingan pramusim persipura yang saya ketahui juga bagus sekali. Sebagai tambahan mereka sudah hampir dua bulan ini ada di Jawa Timur. Sehingga adaptasi sudah dilakukan," tutupnya.